Senin, 20 Desember 2010

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.
Manusia di dunia ini memegang peranan unik, dan banyak di pandang dari banyak segi.
Dalam ilmu eksakta manusi bisa di sebut;
- Ilmu kimia
Manusia dipandang sebagai kumpulan kumpulan partikel atom yang membentuk jaringan jaringan system yang dimiliki manusia.
- Ilmu fisika
Manusia merupakan kumpulan dari berbagai system fisik yang terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energy.
- Ilmu biologi
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia.
- Ilmu ekonomi
Dalam ilmu social manusia ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus.
- Ilmu sosiologi
Manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri
- Ilmu politik
Mahkluk yang selalu ingin punya kekuasaan
- Ilmu filsafat
Makhluk berbudaya, sering di sebut homo-humanus

Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja/iIndonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’ terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi dapat diwujudkan.
Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid(orang Eropah) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya. Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan) sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.

A Manusia
Manusia di alam dunia ini megegang perana yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi.Dalam ilmu ilmu sosial manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus, manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan, mahluk yang berbudaya sering disebut homo humanus dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur unsur yang membangun manusia
1) Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu
b. Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak
c. Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d. Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
2) Manusia sebagai sattu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan Ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan – pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego.






B. HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayangnya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia.
Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia misalnya :
1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.
2) Perasaan estetis yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
C. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor faktor hayati dan budayawi.
D. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi) mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius.

C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed concious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja didalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan bahwa :
a. Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
b. Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c. Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam
d. Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyataka.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang orang binatang binatang atau benda benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib.
Nomor 2 disebut disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran pikiran dan anggapan anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran pikiran dan anggapan anggapan tentang orang dan hal yang terletak diluar masyarakat dan anggapan anggapan tentang orang dan hal yang terletak diluar masyarakat dan negara indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkat konsep lain itu, menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina, yaitu Manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antar kebudayaan barat dan kebudayaan timur. Padahal konsep itu berasal dari orang eropa barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajahi dunia, menguasai wilayah luas.




D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Dua orang antropologi temuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa cultural deteminism berarti segala sesuatu yang tedapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di miliki masyarakat itu.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan kebiasaan yang di dapatkan ole manusia sebagai anggota masyarakat.


E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan.
C.Kluckholn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu:

1. Sistem religi (sistem kepercayaan)
2.Sistem organisasi kemasyarakatan
3.Sistem pengetahuan
4.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5.Sistem Teknologi dan Peralatan
6.Bahasa
7.Kesenian




F.WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia:
Wujud ini disebut sistem budaya,sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang sangat menganutnya.
2.Kompleks aktivitas:
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.
3.Wujud sebagai benda:
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai . Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.Hakekat hidup manusia (MH)
2.Hakekat karya manusia (MK)
3.Hakekat waktu manusia (WM)
4.Hakekat alam manusia (MA)
5.Hakekat hubungan manusia (MN)

H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis,semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarkat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Terjadinya gerak/perubahan ini desebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Seba-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka,yang berbeda dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Proses alkulturasi didalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan,pemerintah dan sebagainya.
Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah:
1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
2. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
3. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan den orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika dipandang hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada,maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat proses penerimaan kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterimajika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
5. Apa bila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudahb dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkut.

I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antar manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai prilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi dan kebudayaan dinilai sebagai Dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Dari sisi lain, hubungan antar manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang serta dengan hubungan antar manusia dengan masyarakat dinyatankan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikandirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia yang berhadapan dengan manusia. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia,dia akan menjadi tersaing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991: hal : XV). Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.



SOURCE :buku ebook IBD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar